Kamis, 27 Mei 2021

Fisika Kerja di Perusahaan??

 Halo, lama ngga pernah nulis, sekarang aku kembali 😁. Biasanya kalau mulai nulis lagi berarti sedang ingin merefresh diri dan introspeksi diri. Sekarang, tanggal 18 Mei 2021, waktu berjalan begitu cepat ya teman, tidak terasa sudah 8 tahun berlalu. "Apa kabar kalian?, semoga ditengah kondisi pandemi yang menggemparkan bumi ini kalian selalu sehat dan diberikan panjang umur untuk tetap bisa berkarya dan menikmati indahnya hidup". Kali ini aku mau share sama kalian tentang pengalaman aku pertama kalinya daftar di perusahaan swasta survei yang cukup besar di Indonesia. Aku seorang sarjana lulusan program studi fisika fakultas MIPA di tahun 2015, kemudian nasib membawa ku mendapatkan beasiswa dari Kemenristek DIKTI pada tahun tersebut dan menuntunku untuk tetap meneruskan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi di tahun yang sama. Sehingga pada tahun 2015 itulah aku menjadi salah satu mahasiswa pascasarjana di salah satu kampus di dalam negeri pada program studi fisika fakultas MIPA. Singkat cerita di tahun 2017 aku lulus dan mendapatkan gelar Magister Sains (M.Si), tentunya tanpa predikat cumlaude (apalah artinya IP jika dalam pekerjaan skill menjadi yang nomor satu). Setelah itu, apa yang terjadi?, YUP, dunia kerja menanti (Welcome to the real life). Selama 2017 sampai 2020 aku mencoba beberapa lowongan pekerjaan yang ada, namun gagal (next aku akan cerita ketika sudah siap, haha) hingga akhirnya di tahun 2021 ini aku mencoba mengubah cara pandangku untuk mencoba membuka wawasan pada dunia kerja yang penuh tuntutan profesionalisme di bidangnya yaitu di salah satu perusahaan swasta di bidang survei informasi global terbesar di Indonesia. Aku mendaftar di bagian "Team Data Performance". Job description (Jobdes) dari bagian itu tentunya bukanlah yang biasa aku tekuni, kualifikasi yang mereka perlukan yaitu kemampuan mengolah database dengan menggunakan office ataupun pengolah data lainnya seperti SPSS yang mana jobdes ini tidak akan diterangkan detail bagi beberapa perusahaan misal saja hanya dituliskan menguasai office, mySQL dan PHP. Bagi yang lulusan fisika, mungkin ada sebagian yang mendapatkan materi mengenai database maupun yang sama sekali tidak. Singkat cerita aku mengirimkan lamaran dan mendapatkan panggilan wawancara. Nah, dari sini lah yang sebenernya ingin aku sharing ke kalian. Gimana sih pengalaman wawancaraku dengan mereka dan semoga bisa menjadi pelajaran untuk kalian agar ngga mengulang cerita yang sama denganku.

Di tahap awal, seperti wawancara pada umumnya kalian akan ditanya mengenai identitas diri kalian (seperti perkenalan). Selanjutnya kalian akan ditanya mengenai ekspektasi kalian bekerja di perusahaan tersebut. Nah...di tahap ini, pertanyaan yang diajukan sedikit tricky...karena apa?, jika kalian tidak paham sebenarnya apa jobdes yang dimiliki lowongan yang kalian apply maka pertanyaan berikutnya akan menjadi bumerang bagi diri kalian sendiri. Menurut kalian jika jobdes dari lowongan seperti yang aku sebutkan sebelumnya, jawaban kalian akan seperti apa??. Jika kalian menjawab seperti aku yang sok tau jobdes nya tapi ternyata salah haha, welcome failure...pihak perusahaan akan langsung meng-cut dan menyimpulkan kalau kalian ngga fit dengan job itu. Lalu, gimana harusnya?, nah loh??. setelah melewati introspeksi dan perenungan diri yang mendalam 😁 terciptalah opini ini : harusnya jawaban yang aku berikan lebih umum jika konteksnya aku ngga paham betul jobdes nya seperti apa, seperti misalnya "ekspektasi saya terhadap posisi ini yaitu saya bisa bekerja dalam menginput database menggunakan software yang digunakan oleh perusahaan.". Jika pertanyaan selanjutnya menggunakan software apa maka kembalikan pada kualifikasi yang diminta oleh perusahaan, dalam hal ini yaitu office, mySQL dan PHP. Jika kalian belum pernah menggunakannya, paling tidak tunjukkan bahwa kalian adalah orang yang gampang mempelajari sesuatu sehingga mereka yakin kalo mereka nerima kalian itu mereka ngga perlu waktu lama buat mentraining kalian, karena apa?, karena perusahaan pasti maunya orang yang ready to use, kalo kelamaan biaya trainingnya kan mahal belum lagi pekerjaan yang harus dihandle keburu deadline haha. Under pressure is a must sih kalo kerja di perusahaan. Next, pertanyaan selanjutnya, kalian akan ditanya dasar atau arti "main subject"  yang dikerjakan oleh posisi yang kalian apply. Kalo disini yang ditanya ya seputar database, kayak database itu apa sih?, varian nya kira - kira apa saja yang kalian tahu?. Kalo ini ngga perlu dibahas googling aja ya, biar kalian dapat informasinya detail. Next, karena aku lulusan pascasarjana, so aku ditanya kenapa lulusan pascasarjana pengen bergabung dengan mereka, kenapa ngga jadi dosen aja?, nah kalo ini mending jawab sejujurnya, jangan kasih jawaban template seperti pengen dapat pengalaman dan pengen mengaplikasikan ilmu, karena apa?, mereka akan ngga notice kamu dan kayak males ngedengernya gitu. Misal kamu kerja karena butuh duit ya bilang aja "saya kerja karena untuk mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pak". Jadi orang serealistis mungkin, jangan gunakan angan - angan untuk membangun opini karena mereka ngga akan notice kamu nantinya. Next, jika ditanya gaji maka amannya dijawab UMR aja kalo kalian memang belum punya pengalaman seperti aku. Terakhir, jika ditanya kenapa kamu jurusan fisika mau mendaftar di posisi ini yang hubungannya sama statistik?, jelaskan kalo fisika itu ngga cuma bahas hukum archimides dan newton aja pak, fisika itu luas pak, bapak bahas database pasti bahas fungsi data, di fisika fungsi data juga banyak dipelajari, mau ngolah data audio ada Fast Fourier Transform, ada fungsi Bessel, mau ngolah data image ada finite element, finite volume mau ngolah data riil jadi imaginer, imaginer jadi riil ada fungsi Kramers-Kronig, mean, median, modus juga ada di fisika. Kalo ngurusin data eksperimen malah dihitung erornya juga, ngga cuma diolah datanya aja haha. Intinya jelasin kalo fisika yang kamu geluti ngga sesempit pandangan mereka sehingga mereka dapat gambaran kalo kalian layak dan bisa diajak bekerja sama di perusahaan tersebut dengan kontribusi yang riil. -Sekian-

Sukses untuk kita semua. Fighting para jobseeker!!.

Selasa, 04 Juni 2013

Privasi Vs Persahabatan (PVP)

Di dunia ini banyak sekali cara orang memandang suatu hal dalam kehidupan. Prespektif seseorang biasanya bergantung pada bagaimana pola pikirnya, prinsip hidupnya dan latar belakangnya. Subjektifitas dalam setiap pendapat seseorang merupakan sesuatu yang wajar dan sesuatu yang semestinya dimaklumi. Begitu juga dengan tulisan ini. Jadi kali ini, aku ingin menyampaikan perspektifku tentang Privasi dan Persahabatan. Mungkin, bagi sebagian orang privasi dan persahabatan bukan merupakan dua hal yang bertolak belakang. Namun aku yakin, ada juga dari kamu yang mempunyai pendapat sama denganku. Kali ini aku mulai dari "privasi". Menurut literatur yang ada "Privasi" merupakan konsep abstrak yang mengandung banyak makna. Dalam penggambaran polpulernya "privasi" bisa dikatakan sebagai suatu hak individu atau kelompok untuk memutuskan sejauh mana dia membuka diri terhadap lingkungan. Secara singkat, bisa dikatakan privasi itu hak seseorang buat nggak diganggu. Sedangkan disisi lain, Persahabatan yaitu suatu hubungan mutualisme satu individu dengan individu lain atas dasar kepercayaan satu sama lain dan menjunjung transparansi di dalamnya. Ketika membaca sebuah literatur yang ada, aku hanya tersenyum simpul. Terbesit sebuah pertanyaan di benak ini, "Ketika sebuah persahabatan mulai dipertanyakan, apakah privasi menjadi salah satu penyebabnya?". Ini menunjukkan adanya hubungan kausalitas antar keduanya. Who knows??,......Let's check this out

Ada sebuah cerita dari 4 orang sahabat, mereka yaitu Sinta, Cita, Dira, Dita. Empat orang cewek yang dipertemukan dalam sebuah kampus. Mereka itu mahasiswi yang punya sifat yang berbeda - beda namun mereka punya hobi yang sama. Sinta, Cita, Dira dan Dita menjadi sahabat sejak menginjak semester kedua. Mereka terlihat saling bersama kemanapun. Mereka sering hang out bareng, nongkrong bareng, bikin tugas bareng, makan bareng sampai skripsi pun bareng (ini nyata?,...ya, walaupun kata "skripsi pun bareng" sulit dipercaya, haha). Di semester ketiga terlihat Sinta dan Cita lebih sering hang out berdua dan makan berdua. Ini karena Dita dan Dira punya kesibukan yang lebih dibanding Sinta dan Cita yang lebih cenderung santai dalam perkuliahan. Sinta pun menjadi lebih dekat dengan Cita dibandingkan Dira dan Dita, begitu pun Cita. Walaupun begitu mereka berempat masih sering berbagi cerita suka duka bersama, main bareng, juga hang out bareng. Waktu pun terus berjalan, di semester empat, Dira di bribik oleh salah seorang cowok sekelasnya, namanya Ivan. Ivan mencoba mengambil hati Dira dengan mendekati teman - temannya dan tak heran jika akhirnya Sinta, Cita dan Dita juga dekat dengan Ivan, terkecuali Dira yang memang berniat menjaga jarak dengan Ivan. Hal itu dia lakukan karena Dira sama sekali tak pernah menaruh hati pada Ivan. Mereka berlima sering hang out bareng, makan bareng, dan karaokean bareng. Walaupun Ivan tahu bahwa Dira tak menaruh hati padanya, dia tetap mencoba dan bertahan di sisi Dira dengan Sinta, Cita dan Dita yang masih berusaha mendukungnya. Sepertinya ketangguhannya mendapatkan hati Dira patut diacungi jempol, karena dia bertahan sampai di semester lima. Enam bulan lebih Sinta, Cita, Dira, Dita dan Ivan banyak membuat cerita. Mereka menyebut ceritanya sebagai "persahabatan". Sinta, Cita, Dira dan Dita yang sejak awal sudah saling terbuka tentang privasi mereka, lambat laun mereka mulai terbuka terhadap Ivan. Ivan tak lagi dipandang sebagai orang asing bagi mereka, terutama Dita. Dita menjadi salah seorang diantara mereka yang sering curhat dengan Ivan. Bagi Dita, Ivan sudah seperti "sampah" hati. Dia merasa nyaman ketika dia mengeluarkan semua unek - unek nya pada Ivan. Begitu pun Ivan, dia juga terkadang mencurahkan isi hatinya pada Dita. Apa yang diceritakan Ivan pada Dita belum tentu dia ceritakan juga pada Sinta, Cita, maupun Dira, begitu pun dengan Dita. Waktu pun berjalan seiring dengan perasaan Dita pada Ivan. Namun, Dita sadar betul bagaimana posisi dia. Dia memilih membunuh perasaan sukanya pada Ivan daripada harus menodai persahabatan mereka. Dia memangkas habis setiap perasaan yang selalu tumbuh ketika Dia beradu mata dengan Ivan. Itu menjadi Privasi Dita yang tak akan pernah dia ceritakan pada sahabat - sahabatnya. Hari - hari pun berlalu, hingga mungkin perasaan capek pun menghinggapi Ivan, karena hati Dira tak kunjung didapatkannya. Akhirnya Dia memutuskan berpindah ke lain hati. Namun, hati itu bukan milik Dita, bukan juga milik Sinta dan Cita. Dia memperkenalkan sosok seseorang yang lain di mata Sinta, Dita, Cita dan Dira. "Seseorang yang sama sekali tak pernah terbayang di benakku akan menjadi sosok penting bagi sohib kita", kata Dita ke sahabat - sahabatnya. Ternyata, mereka juga memiliki pemikiran yang sama dengan Dita. Tak pernah ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi di depan. Semuanya abstrak dan kabur sebelum tiba waktunya. Kalau kata para pujangga "Semua indah pada waktunya". Roda kehidupan pun terus berputar, hari demi hari terlalui, berjalan jauh meninggalkan kenangan - kenangan konyol yang dibuat oleh Sinta, Dita, Cita, Dira dan Ivan. Lembaran baru di semester enam pun terbuka, Mereka mulai sibuk dengan perkuliahan masing - masing. Sinta dan Cita masih sedekat dulu. Tak beda dengan Dira dan Dita, mereka berdua juga semakin dekat. Lalu bagaimana dengan Ivan?,.....Hm,...berat buat mengungkapkan semua ini, namun Ivan, bukan lagi bagian dari Sinta, Dita, Cita, dan Dira. Sekarang Ivan sudah punya kehidupan sendiri diluar sana. Dia sama sekali tak pernah mau menghubungi mereka. Entah apa alasan Ivan meninggalkan mereka, tak ada satu pun yang tahu. Ivan yang dulu tertawa bersama mereka. Ivan yang dulu selalu terlibat dalam kerempongan empat cewek itu tiap kali ada surprised birthday party. Ivan yang dulu sering karaokean bareng mereka. Ivan yang dulu jadi temen ngegalau mereka. Ivan yang dulu jadi temen makan bareng, temen hang out bareng, temen main bareng. Dia nggak akan pernah kembali pada mereka. Tak akan pernah kenangan lama mereka terulang kembali. Walaupun Ivan selalu ada di sejauh mata mereka memandang. Ada privasi yang menjadikan jurang pemisah Ivan dan mereka. Privasi Ivan yang tak akan pernah seorang pun dari mereka ketahui, kecuali Ivan sendiri yang membukanya. 

Bagaimana sekarang perspektif para pembaca terhadap Privasi Vs Persahabatan?.......Masihkah transparansi dalam persahabatan ada jika setiap anggotanya punya privasi?!,......Secara subjektif, aku sendiri merasa privasi terkadang mengganggu persahabatan. Namun tak bisa dipungkiri, aku juga punya privasiku sendiri karena "terkadang tak semuanya perlu diceritakan". Ini perspektifku, apa perspektifmu??...

Selasa, 28 Mei 2013

Pertolongan- Nya (Sepenggal Novel Kehidupan)

    Kemarin, hari Minggu tepatnya tanggal 26 Mei 2013 menjadi hari yang panjang buatku dan teman - teman. Kamu tau kenapa??. Hmm....karena kemarin puncak dari segala kepanikan yang sampai sekarang masih tersisa. Rasanya jantung ini berdetak lebih kencang dari biasanya ketika memori kelam di hari minggu itu terputar kembali di otak ini. Kisah yang aku dan teman - temanku awali dengan canda tawa, akhirnya berakhir dengan kekakuan dan kebekuan senyum yang hampir sama sekali hilang dari bibir kami. Aku dan teman - teman menjadi saksi nyata bagaimana ganasnya ombak pantai Baron menyeret kedua teman kami hingga ketengah ombak yang menderu - deru. Gelombang ombak yang tinggi menjadikan mereka jauh dari jangkauan kami. Bayangan mereka yang terlihat semakin kecil, menambah kepanikanku dan teman -teman yang lain. Bahkan ketika terlihat tangan mereka yang melambai - lambai minta tolong dari kejauhan, hal itu menjadi puncak kepanikan kami. Sedangkan di pantai yang ramai itu, tak ada satupun yang sigap meraih mereka. Hingga pada akhirnya, dari arah pantai datanglah beberapa Tim SAR yang memang sedang bertugas di hari itu. Mereka setidaknya mengembalikan harapan kami yang hampir sirna. Mereka dengan sigap melemparkan pelampung ke kedua teman kami yang sedang terombang - ambing di tengah ombak yang berderu. Di saat itu, kami semua gemetaran, detak jantung berdetak seribu kali lebih cepat dari biasanya, menunggu mereka meraih pelampung yang dilemparkan oleh Tim SAR. Aku yang saat itu ingin bergegas berlari mendekati tim SAR pun tertahan oleh barang - barang milik teman - teman yang tertumpuk jadi satu di dekatku. Aku tak bisa begitu saja meninggalkan tumpukan barang - barang itu. Banyak barang - barang berharga disana. Aku hanya bisa berdoa, menunggu dan berharap bayangan kedua temanku muncul dengan selamat. Dari situ, aku belajar bahwa menunggu sesuatu yang tak pasti membuat jantungku bekerja lebih keras dari biasanya. "Itu Dia,....", seseorang teman dekatku yang berdiri di sebelahku pun menunjuk salah seorang yang terlihat seperti temanku yang terseret. Pandanganku pun segera menelisik seseorang yang ditunjuk oleh temanku dari kejauhan. Beberapa saat kemudian, bayangannya tampak mulai jelas bahwa itu "dia", segera kelegaan pun menyerangku, seperti terhembus angin segar. Namun, disisi lain, salah seorang lagi belum terlihat batang hidungnya sama sekali. Hingga beberapa menit kemudian, terlihat dari arah ombak seseorang yang berjalan lemas dan dengan sigap dipapah oleh tim SAR menuju pantai. Kali ini, benar - benar lepas beban di hatiku saat mengetahui mereka berdua selamat. Walaupun salah seorang temanku yang terakhir diselamatkan oleh tim SAR terpaksa dibawa dengan tandu karena lemas setelah berenang bersama ombak. Ini menjadi pelajaran yang berharaga buatku dan teman - temanku. Pengalaman ini menjadi pengalaman yang tak akan pernah terlupakan, persis seperti yang sempat dipanjatkan kepada- Nya oleh salah seorang temanku. Selain itu, pengalaman ini setidaknya sedikit banyak menyisakan bekas yang akan terus membawa ketakutan dibenak kami. 

      Andai saja sesuatu yang amat sangat kami takutkan terjadi kemarin, maka entah sampai berapa lama senyuman di bibir ini akan terkunci, seminggu?, dua minggu?, sebulan?, setahun?, dua tahun?, atau bahkan selamanya. Seandainya hal yang benar - benar kami takutkan terjadi, maka pantai akan menjadi tempat yang tak akan pernah kami kunjungi selamanya. Namun, Alhamdulillah, ucap syukur senantiasa kami panjatkan kepada Sang Khaliq. Kami bersyukur dan berterima kasih atas rahmat, lindungan, serta pertolongan- Nya, sehingga sampai sekarang aku dan teman - teman masih diberikan kesempatan menikmati indahnya Pantai. Hmm....ini pelajaran berharga, teman. "Terima kasih Ya Allah, engkau telah melindungi teman - temanku", ucap syukur yang selalu aku panjatkan sampai sekarang. Terima kasih juga untuk kedua temanku yang masih berjuang hidup hingga detik ini, terima kasih untuk teman - teman lain yang telah saling sigap menolong mereka, terima kasih juga untuk tim SAR. Semuanya datang dan bergerak karena-Mu. Semoga kenangan kelam ini membawa kami menjadi pribadi yang lebih baik. Sekali lagi, Terima kasih Ya Allah. 

Jumat, 24 Mei 2013

Kenangan

Ada apa dengan kenangan??,......Hmm,....aku yakin, setiap dari kamu pasti punya yang namanya"kenangan" , entah kenangan baik maupun buruk, entah dengan orang yang kamu sayang maupun dengan orang yang sangat kamu benci sekalipun. Kenangan merupakan memori lama yang terpanggil kembali dengan menyuguhkan potongan - potongan peristiwa masa lalu. Dengan "kenangan", kamu bisa tersenyum simpul, tertawa terpingkal - pingkal, galau, bahkan sebaliknya, kamu bisa menangis tersedu -sedu. Hari ini, ada seseorang yang membuatku seperti terlempar ke masa lalu. Masa dimana putih abu - abuku berjaya, sosok teman lama yang hampir 7 tahun tak pernah bertemu pun mengirimkan pesan melalui facebook. Dia yang dulu pernah jadi teman berbagi canda tawa, suka duka pun menyapa ku sehingga terputarlah kembali film masa lalu di memori otak ini. Satu per satu "kenangan"  putih biru tergambar jelas, salah satu kenangan konyol aku dan dia, dimana saat itu aku dan dia berlomba- lomba menaikkan salah satu alis kita sehingga terlihat sanggar seperti para preman pasar yang biasa malak orang. Kami berdua berlatih hingga berhari - hari demi menunjukkan mana diantara kami yang terbaik. Alis mata mana yang lebih tinggi. Haha,...konyol memang jika dipikir, tapi itulah kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Kenangan sederhana yang menghubungkanku dengannya. Walaupun hampir 7 tahun aku dan dia tak pernah bertemu, namun kenangan konyol itu dalam sekejap terpanggil begitu saja. Kenangan itu menjadi bukti kekonyolan kami di masa - masa putih biru. Itulah "kenangan". Aku yakin, para pembaca pun pasti punya kenangan nya sendiri - sendiri dan membawa cerita nya sendiri - sendiri. Terkadang terasa asyik, saat kamu memanggil kenangan - kenangan yang konyol dan membahagiakan. Namun di sisi lain, ada kalanya kenangan akan terasa menyakitkan jika terus dikenang. Seberapa besar pun kesakitan yang dibawa oleh kenangan, kamu tak akan pernah bisa menghapusnya dari dirimu. Karena kenangan selalu ada bersamamu, berajalan berdampingan denganmu menembus ruang waktu. Bahkan ketika pemilik kenangan itu telah tiada, kenangan itu akan tetap hidup bersama orang yang pernah mengenalnya. Sedih memang,....jika harus kehilangan orang yang kamu sayang, orang itu tak akan pernah ada lagi di sampingmu, bahkan untuk menyapamu dan mengucapkan "pagi,.....gimana kabarmu?" dia tak akan pernah bisa lagi. Namun, kenyataan berkata kalau dia yang tak ada akan selalu hadir di hatimu setiap saat. Itu karena "kenangan". Kenangan yang kau bangun dengannya telah menghubungkan kalian. Walaupun kau dan dia sekarang ada di dunia yang berbeda dimensi. Hmm,...ternyata kekuatan kenangan begitu sakti sehingga menembus ruang dan waktu. Jika aku yang punya benda sakti itu, maka aku akan menyimpannya baik - baik, kalau perlu akan kubuatkan bingkai memori masa lalu di dalam hatiku agar benda sakti itu tak rusak dan terkikis waktu. Hari ini sepertinya menjadi momen yang pas, buatku berterima kasih pada semua orang - orang yang pernah memberiku kenangan di hati ini, baik itu kenangan yang buatku bahagia maupun buatku terisak tangis. Terima kasih telah mampir di hati ini untuk mengisi lembar kenangan yang ada. Aku sayang kalian semua.