Selasa, 28 Mei 2013

Pertolongan- Nya (Sepenggal Novel Kehidupan)

    Kemarin, hari Minggu tepatnya tanggal 26 Mei 2013 menjadi hari yang panjang buatku dan teman - teman. Kamu tau kenapa??. Hmm....karena kemarin puncak dari segala kepanikan yang sampai sekarang masih tersisa. Rasanya jantung ini berdetak lebih kencang dari biasanya ketika memori kelam di hari minggu itu terputar kembali di otak ini. Kisah yang aku dan teman - temanku awali dengan canda tawa, akhirnya berakhir dengan kekakuan dan kebekuan senyum yang hampir sama sekali hilang dari bibir kami. Aku dan teman - teman menjadi saksi nyata bagaimana ganasnya ombak pantai Baron menyeret kedua teman kami hingga ketengah ombak yang menderu - deru. Gelombang ombak yang tinggi menjadikan mereka jauh dari jangkauan kami. Bayangan mereka yang terlihat semakin kecil, menambah kepanikanku dan teman -teman yang lain. Bahkan ketika terlihat tangan mereka yang melambai - lambai minta tolong dari kejauhan, hal itu menjadi puncak kepanikan kami. Sedangkan di pantai yang ramai itu, tak ada satupun yang sigap meraih mereka. Hingga pada akhirnya, dari arah pantai datanglah beberapa Tim SAR yang memang sedang bertugas di hari itu. Mereka setidaknya mengembalikan harapan kami yang hampir sirna. Mereka dengan sigap melemparkan pelampung ke kedua teman kami yang sedang terombang - ambing di tengah ombak yang berderu. Di saat itu, kami semua gemetaran, detak jantung berdetak seribu kali lebih cepat dari biasanya, menunggu mereka meraih pelampung yang dilemparkan oleh Tim SAR. Aku yang saat itu ingin bergegas berlari mendekati tim SAR pun tertahan oleh barang - barang milik teman - teman yang tertumpuk jadi satu di dekatku. Aku tak bisa begitu saja meninggalkan tumpukan barang - barang itu. Banyak barang - barang berharga disana. Aku hanya bisa berdoa, menunggu dan berharap bayangan kedua temanku muncul dengan selamat. Dari situ, aku belajar bahwa menunggu sesuatu yang tak pasti membuat jantungku bekerja lebih keras dari biasanya. "Itu Dia,....", seseorang teman dekatku yang berdiri di sebelahku pun menunjuk salah seorang yang terlihat seperti temanku yang terseret. Pandanganku pun segera menelisik seseorang yang ditunjuk oleh temanku dari kejauhan. Beberapa saat kemudian, bayangannya tampak mulai jelas bahwa itu "dia", segera kelegaan pun menyerangku, seperti terhembus angin segar. Namun, disisi lain, salah seorang lagi belum terlihat batang hidungnya sama sekali. Hingga beberapa menit kemudian, terlihat dari arah ombak seseorang yang berjalan lemas dan dengan sigap dipapah oleh tim SAR menuju pantai. Kali ini, benar - benar lepas beban di hatiku saat mengetahui mereka berdua selamat. Walaupun salah seorang temanku yang terakhir diselamatkan oleh tim SAR terpaksa dibawa dengan tandu karena lemas setelah berenang bersama ombak. Ini menjadi pelajaran yang berharaga buatku dan teman - temanku. Pengalaman ini menjadi pengalaman yang tak akan pernah terlupakan, persis seperti yang sempat dipanjatkan kepada- Nya oleh salah seorang temanku. Selain itu, pengalaman ini setidaknya sedikit banyak menyisakan bekas yang akan terus membawa ketakutan dibenak kami. 

      Andai saja sesuatu yang amat sangat kami takutkan terjadi kemarin, maka entah sampai berapa lama senyuman di bibir ini akan terkunci, seminggu?, dua minggu?, sebulan?, setahun?, dua tahun?, atau bahkan selamanya. Seandainya hal yang benar - benar kami takutkan terjadi, maka pantai akan menjadi tempat yang tak akan pernah kami kunjungi selamanya. Namun, Alhamdulillah, ucap syukur senantiasa kami panjatkan kepada Sang Khaliq. Kami bersyukur dan berterima kasih atas rahmat, lindungan, serta pertolongan- Nya, sehingga sampai sekarang aku dan teman - teman masih diberikan kesempatan menikmati indahnya Pantai. Hmm....ini pelajaran berharga, teman. "Terima kasih Ya Allah, engkau telah melindungi teman - temanku", ucap syukur yang selalu aku panjatkan sampai sekarang. Terima kasih juga untuk kedua temanku yang masih berjuang hidup hingga detik ini, terima kasih untuk teman - teman lain yang telah saling sigap menolong mereka, terima kasih juga untuk tim SAR. Semuanya datang dan bergerak karena-Mu. Semoga kenangan kelam ini membawa kami menjadi pribadi yang lebih baik. Sekali lagi, Terima kasih Ya Allah. 

2 komentar:

  1. Jika temanmu itu diselamatkan lima menit lebih lama saja, sudah cukup untuk mengantarkannya ke liang.

    BalasHapus
  2. mungkin,....tp Alhamdulillah, blm saatnya mereka ke liang lahat, haha, walaupun mereka selamat, sampai skrg teman-teman cewek yg lain msh trauma, teriakan salah seorang teman dengan suara gemetaran, menginfokan kalau dua teman kami tenggelam masih terekam jelas,....deg2an msh ad kl mengingat semuanya,...

    BalasHapus